Nah, ini tema yang paling kontroversi dalam memilih stick billiard. Banyak simpang-siur, pro dan kontra. Membicarakan deflection atau squirt ini mesti hati-hati, tabu, karena bisa menimbulkan banyak perdebatan. Tapi sebelum jauh membahas, marilah kita simak apa sebenarnya deflection ini.
APA ITU DEFLECTION (SQUIRT)?
Cue ball deflection - atau lebih tepat disebut squirt - adalah gerakan tidak normal bola putih yang meluncur sedikit menyamping dari jalur bidikan jika disodok tidak tepat ditengah. Contohnya jika memakai english atau side spin atau sering disebut efek di kalangan pe-billiard lokal. Jika memakai efek kiri, maka bola putih akan meluncur sedikit menyamping ke kanan dari jalur bidikan. Begitu pula sebaliknya, jika memakai efek kanan, maka bola putih akan meluncur sedikit menyamping ke arah kiri jalur bidikan. Oleh karena itu pukulanmu akan meleset jika membidik paralel saat menggunakan efek.
Apa penyebabnya? Aduh, ini ada penjelasannya secara ilmu fisika, tapi sayangnya kami penulis agak lemah dalam mata pelajaran yang satu ini, hehe. Tapi akan kami coba menjelaskan semampu kami (dengan bantuan mbah google). Deflection terjadi karena ada gaya yang mendorong suatu benda tidak tepat di titik tengah gravitasi benda tersebut. Bayangkan kalo kamu mendorong kursi roda hanya dari bagian sebelah kirinya saja, dipastikan kursi roda itu malah melintir ke arah kanan. Oh iya, mengenai teori kursi roda ini mohon jangan dipraktekkan ya, cukup dibayangkan aja. Please don't try this at home, apalagi kalo di kursi roda ada orangnya.
LOW DEFLECTION CUE/SHAFT
Dewasa ini, produsen stick billiard berlomba-lomba memasarkan stick billiard berteknologi low deflection. Stick semacam ini memang terbukti, lagi-lagi secara fisika, dapat meminimalisir deflection. Tolong dicamkan meminimalisir adalah kata lain mengurangi, bukan menghilangkan. Selama stick billiard memiliki massa, pasti ada deflection.
Bagaimana cara produsen stick billiard mengurangi deflection? Satu-satunya cara signifikan adalah dengan mengurangi massa stick kira-kira 10-20cm di bagian paling ujungnya. Dengan berkurangnya massa di bagian ujung stick, maka tenaga dorongan ke samping yang dihasilkan saat memukul bola tidak pada tengahnya akan berkurang. Begini ilustrasinya, sepeda yang melaju sangat kencang sekalipun pasti akan terpental saat menabrak mobil walaupun mobil itu dalam keadaan diam karena sepeda jauh lebih ringan dibanding mobil. Beda cerita jika kamu menabrak mobil tersebut dengan truk, maka mobil itu yang akan terpental. Begitu pula stick low deflection. Saat ujung shaft mengalami tumbukan lenting sebagian (lagi-lagi fisika) dengan bola putih, shaft akan membantu mementalkan diri ke arah samping sehingga mengurangi terpentalnya bola putih ke arah berlawanan.
Kenapa hanya 10-20cm bagian paling ujung saja? Karena di sanalah batas bagian stick yang akan keluar dari bridge hand (kuda-kuda) yang memegang stick kamu, bagian stick selebihnya tidak bisa terpental karena ada tangan yang menahan dan massa yang dihitung disana adalah termasuk massa kamu yang memegang stick. Contoh mudahnya misalkan kamu mengangkat sebatang pipa yang dipegang erat oleh seseorang, pertama-tama pipa akan melengkung sampai batas yang dipegangi karena hanya massa ujung pipa saja yang kamu angkat. Tapi lama-kelamaan lengkungan akan mencapai batas maksimal dan otomatis kamu harus mengangkat sekalian orang yang memegangnya juga kan? Sama seperti ilustrasi tersebut, bedanya bola putih tidak merasakan massa si pemegang, dia hanya merasakan massa di ujung stick saja dikarenakan waktu kontak yang sangat singkat, hanya sepersekian puluh detik. Nah itulah mengapa 10-20cm terakhir dari stick-mu adalah bagian paling menentukan dan sangat penting.
Lalu bagaimana cara produsen stick billiard mengurangi massa di bagian ujung shaft mereka? Jawabannya sangat beragam. Dimulai dari produsen stick Falcon yang melakukan percobaan dengan melobangi sebagian ujung shaft sehingga menciptakan rongga di dalamnya. Kemudian perusahaan ini pecah dan membentuk perusahaan sendiri bernama Predator. Perusahaan yang namanya disebut terakhir mendaftarkan metode tersebut dalam hak paten mereka sehingga tidak ada pihak lain yang boleh meniru. Tidak habis pikir, perusahaan lain mencari cara alternatif untuk menciptakan stick low deflection mereka sendiri. Contohnya Meucci yang mengubah bentuk ujung tenon menjadi seperti rautan yang perlahan-lahan mengecil di ujung sehingga menghasilkan rongga di dalam ferrule sekaligus mengurangi endmass. Produsen bermerek OB memakai cara membolongi ujung shaft dan mengganti isi rongga tersebut dengan material kayu lebih ringan seperti kayu Balsa, cara ini biasa disebut core atau coring. Sementara Lucasi dan Players Pure-X HXT mengganti material kayu di ujung shaft mereka dengan yang lebih ringan dan menggunakan ferrule bermassa jenis ringan (lightweight core).
Sekarang kita semua mengerti bagian paling menentukan dari sebuah stick billiard adalah kualitas shaft-nya. Karena disanalah terletak bagian ujung 10-20cm dari sebuah stick. Bahkan gagang sapu sekalipun bisa menghasilkan performa bagus jika dipasang shaft yang berkualitas. Tidak heran harga sebuah shaft bisa hampir sama dengan harga stick billiard-nya itu sendiri.
Dari tulisan di atas dapat disimpulkan bahwa :
Faktor Utama Yang Mempengaruhi Deflection Adalah Massa Ujung Shaft (Endmass)
Memang ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi deflection, tapi intinya tetap massa ujung stick alias endmass. Faktor lain bisa dibilang sangat minim pengaruhnya terhadap deflection, bahkan tidak terasa secara signifikan.
Faktor Minor Yang Mempengaruhi Deflection :
- Tingkat Kekerasan Dan Kelenturan Material Shaft (Stiffness).
Jika material terlalu keras, maka akan sulit melenting mementalkan diri ke arah samping sehingga deflection pada bola putih tidak akan berkurang. Tetapi hal itu biasanya masih berjalan lurus dengan teori utama, yakni endmass. Stick yang keras memiliki kerapatan dan kepadatan material yang tinggi sehingga massa juga akan tinggi, begitu pula sebaliknya. Material buatan seperti fiber dan plastik mungkin bisa lebih ringan, tetapi masih tidak bisa menggantikan karakteristik kelenturan dan ketahanan kayu sehingga deflection yang dihasilkan bisa lebih tinggi.
- Bentuk Rautan Taper Dan Diameter Shaft.
Taper adalah bagaimana bentuk sebuah shaft diraut hingga bagian terkecilnya. Taper ada berbagai jenis, yang paling umum adalah Straight European Taper dan Pro Taper. Straight European Taper adalah bentuk rautan shaft yang mengecil secara gradual sampai bagian ujung, seperti hitungan mundur 9-8-7-6-5-4-3-2-1. Pro Taper adalah bentuk rautan shaft yang mengecil secara gradual namun pada titik tertentu menjadi konstan sama besar hingga ujung, bayangkan hitungan mundur 9-7-5-4-3-2-1-1-1. Taper ini erat hubungannya dengan diameter shaft. Semakin kecil diameter maka akan semakin ringan sebuah shaft dan semakin rendah pula deflection yang dihasilkan. Bisa dilihat bahwa Pro Taper lebih efektif dalam mengurangi endmass karena bagian ujung lebih cepat mencapai ukuran terkecil dibanding Straight European Taper.
- Tingkat Kekerasan Tip (Hardness).
Semakin keras sebuah tip, maka akan semakin sebentar waktu kontak dengan bola putih dikarenakan daya untuk lengket rendah. Semakin sebentar waktu kontak maka semakin sedikit massa yang harus dirasakan oleh bola putih. Seperti yang kita ketahui sebelumnya, ini membantu mengurangi deflection. Tapi kembali lagi, tip yang keras tentu terbuat dari material yang lebih padat dan berat sehingga malah menambah endmass. Lagipula waktu kontak disini hanyalah sepersekian puluh detik saja, jadi efek dari tip hardness ini bisa dibilang tidak bisa dirasakan secara langsung.
- Ukuran Dan Massa Material Tip Dan Ferrule.
Intinya tetap sama, yaitu endmass. Mengganti material tip dan ferrule dengan bahan lightweight atau mengurangi ukuran panjang dan tebalnya bisa mengurangi endmass.
-Lain-lain.
Untuk bukti ilmiah lebih lengkap dan terperinci mengenai deflection kamu bisa cek penjelasan Dr. David Alciatore alias Dr. Dave lewat penjelasan fisika dan bukti high speed video di situsmya billiard-colostate-edu.
LD VS NON-LD?
Banyak yang bertanya manakah yang lebih baik antara LD vs Non-LD?
Sebelum menjawab, ada beberapa hal yang harus kamu camkan baik-baik :
1. Stick yang baik adalah stick yang kamu rasakan cocok dengan gaya bermainmu.
Yang cocok denganmu adalah stick yang karakteristiknya paling familiar, paling sering kamu pakai bermain dan berlatih. Yang terbiasa pakai stick high deflection atau medium deflection atau low deflection jangan paksakan pakai stick dengan kriteria deflection lain kalau tidak siap untuk belajar dari awal.
2. Kualitas produk diatas segalanya.
Pastikan kualitasnya bagus dulu. Cocokkan harga dan kualitas. Jangan hanya karena kriteria deflection semata harga stick tiba-tiba menjadi melambung tinggi. Tapi lihat juga apakah memang layak dihargai demikian dari sisi desain, material, kerapian, ketahanan dan akurasi produknya.
3. Stick yang bagus biasanya memiliki deflection rendah, tapi deflection paling rendah bukan berarti paling bagus.
Bisa saja diciptakan stick dengan deflection paling rendah. Diameter shaft dibuat ekstra kecil, dibolongi, dibikin tanpa ferrule (massa jenis material ferrule lebih berat dibanding kayu maple), kemudian dipasangkan tip yang tipis, dijamin endmass turun drastis. Tapi apakah layak digunakan? Buktinya tidak ada produsen yang membuat seperti itu karena diperhitungkan juga sisi kenyamanan saat dipakai dan ketahanan produknya untuk jangka waktu lama.
4. Selama stick memiliki massa, pasti ada deflection.
Tidak mungkin ada stick tanpa deflection. Intinya kamu tetap harus menguasai bagaimana cara untuk kompensasi deflection tersebut apapun stick yang kamu pakai.
Dari empat poin di atas, bisa kami simpulkan bahwa stick terbaik bukan dilihat dari tinggi atau rendahnya deflection. Tetapi lebih kepada tingkat deflection yang pas. Maksudnya pas disini adalah yang paling mudah untuk dipelajari cara kompensasinya. Menurut Dr. Dave cara paling mudah untuk kompensasi deflection adalah dengan Back Hand English ataupun Front Hand English. Cara tersebut memakai pivot point dalam aplikasinya. Di pivot point inilah kamu meletakkan bridge hand atau kuda-kuda, sehingga jika ingin memakai efek kamu tinggal menggerakkan tangan belakang ke kiri-kanan sementara tangan depan tetap memasang kuda-kuda sebagai titik tumpu. Stick yang pivot point-nya mendekati natural untuk bridge hand adalah dengan deflection yang tidak terlalu rendah apalagi terlalu tinggi. Jika memakai stick yang terlalu rendah deflection-nya maka pivot point malah jadi terlalu jauh ke belakang, sebaliknya jika memakai stick yang deflection-nya agak tinggi pivot point akan berada terlalu jauh ke depan mendekati ujung tip dimana sangat tidak biasa bagi pe-billiard untuk meletakkan bridge hand disana.
Sekali lagi sebelum menutup tulisan ini kami ingatkan, memilih stick billiard itu seperti memilih pasangan. 100% relatif, tergantung selera. Ada kriteria dan tipe yang hanya diketahui oleh masing-masing individu saja. Tapi jangan lupa, seperti halnya dalam memilih pasangan. Dalam memilih stick billiard juga berlaku slogan "bagus itu relatif, jelek itu mutlak." Hehehe...
Dipersilakan bagi yang ingin copas tulisan ini asal jangan lupa cantumkan sumber. Terima kasih.
Rajasa21 Billiard
No comments:
Post a Comment